RESENSI BUKU
NEGERI 5 MENARA
Judul Buku : Negeri 5 Menara
Nama Pengarang : Ahmad Fuadi
Tahun Terbit : 2009
Nama Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal Buku
: 420 Halaman
Novel Negeri 5
Menara karya Ahmad Fuadi yang merupakan novel best seller ini, menceritakan
kisah lima orang sahabat yang mondok di sebuah pesantren yaitu Pondok Madani
(PM). Novel best seller ini merupakan novel fiksi yang secara baik bercerita
tentang dunia pendidikan khas pesantren, lengkap dengan segala pernak-pernik
kehidupan para santrinya.
Alif Fikri
adalah seorang yang sangat menginginkan sekolah di SMA Bukittinggi Sumatera
Barat dengan berbekal nilai ujian yang lumayan bagus. Namun mimpinya seakan
sirna, musnah tak berbekas, karena Amaknya tidak mengijinkan. Beliau ingin Alif
sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasik agama, dengan alasan Amak ingin Alif
menjadi Ustad (Ulama). Dengan setengah hati, Alif menerima keinginan Amaknya
untuk sekolah agama.
Awal mulanya dia
sangatkaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan pondok. Untunglah, dia
menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah yang benar² menyenangkan. Niatan
setengah hatinya kini telah menjadi bulat. Di bawah menara PM inilah mereka berlima
justru menciptakan mimpi-mimpi lewat imajinasinya menatapi langit dan merangkai
awan-awan menjadi negeri impian. Mereka yakin kelak impian itu akan terwujud.
Setelah 15 tahun
masa-masa sulit di Pondok Madani berlalu. Alif (Washington DC), Atang (Kairo),
dan Raja (London) dipertemukan kembali di London setelan 11 tahun dipisahkan.
Keberadaan Sahibul Menara yang lain yakni : Said meneruskan bisnis batik
keluarga Jufri d Pasar Ampel, Surabaya. Sesuai cita-cita mereka dulu, Said dan
Dulmajid mendirikan sebuah pondok dengan Semangat PM di Surabaya. Baso yang
brilian ini kuliah di Mekkah dengan modal hapal luar kepala segenap isi
Al-Qur’an, dia mendapat beasiswa penuh dari pemerintah Arab Saudi. Sedangkan,
Atang telah delapan tahun menuntut ilmu di Kairo dan sekarang menjadi mahasiswa
program doktoral untuk ilmu hadits di Universitas Al-Azhar. Sementara Raja
telah 1 tahun tinggal di London, setelah menyelesaikan hukum Islam dengan gelar
License di Madinah. Dia akan berada di London selama 2 tahun memenuhi
undangan komunitas Muslim Indonesia di
kota ini untuk menjadi pembina agama. Alif sebagai wartawan di Independence
Avenue.
Dulu mereka
melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung tinggi. Mereka
tidak takut bermimpi, walau sejujurnya juga mereka tidak tahu bagaimana
merealisasikannya. Tapi lihatlah hari ini. Setelah mereka mengerahkan segala
ikhtiar dan menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian ke pelukkan
masing-masing. Mereka berenam teral berada di lima negara yang berbeda. Di lima
menara impian mereka. Jangan pernah meremehkan impian, walau setinggi apapun.
Tuhan sungguh Maha Mendengar. Man Jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh
akan berhasil.Karena mereka yakin akan mantra ampuh yang mereka dapatkan dari
Kyai Rais (Guru Besar PM), yaitu man jadda wajada, siapa yang
bersungguh-sungguh akan berhasil.
Setelah saya
amati buku ini mempunyai kelebihan yaitu novel ini dapat dibaca oleh semua
kalangan. Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini sangat menarik. Ringan,
deskriptif serta mampu memperkaya kosakata dan wawasan berbagai macam daerah.
Terdapat catatan kaki di bagian bawah yang menjelaskan arti dari kata tersebut.
Ungkapan-ungkapan dan peribahasa juga terdapat dalam novel tersebut, salah
satunya “Man Jadda Wajada” yang sering di cantumkan dan membuat novel ini
terkenang di hati pembaca. Pembaca tidak akan bosan membaca kehidupan di Pondok
karena penulis menggunak alur campuran. Penulis mengambil setting Alif yang
sudah bekerja lalu mulai masuk ke dalam ingatan-ingatan Alif akan kehidupannya
di Pondok Madani. Setelah cukup panjang menceritakan tentang pondok, penulis
beralih lagi ke kehidupan Alif sekarang. Bisa Mengubah pola pikir kita tentang
kehidupan pondok yang hanya belajar agama saja. Karena dalam novel ini selain
belajar ilmu agama, ternyata juga belajar ilmu umum seperti bahasa inggris,
arab, kesenian dll.
Tapi buku ini
tidak luput dari kelemahan yaitu klimaks cerita kurang menonjol sehingga para
pembaca merasa alur cerita sedikit datar. Setelah selesai membaca, pembaca
merasa cerita belum selesai setuntas-tuntasnya. Hal ini mungkin disebakan
karena penulis mendasarkan ceritanya pada kisah nyata dan tidak ingin
melebih-lebihkannya.Kertas dari novel ini sedikit buram sehingga pembaca yang
mempunyai kelainan mata akan sulit membaca novel ini.
Novel ini banyak
dinilai masuk ke dalam novel motivasi seperti Laskar Pelangi milik Andrea
Hirata.Novel yang satu ini juga masuk ke
dalam jajaran Best Seller dan berhasil merubah pandangan salah mengenai dunia
pesantren. Novel ini direkomendasikan bagi siapapun yang sedang ada di dalam
proses untuk mewujudkan cita-cita. Resensi novel Negeri 5 Menara ini hanya
mengisahkan sebagian kecil cerita yang tersimpan di dalamnya. Jadi, ada baiknya
Anda membeli dan membaca langsung agar bisa memetik hikmah yang lebih dalam.
Mojokerto,16
September 2013
Oleh Mohamad
Ihya Ulum Muddin
0 komentar:
Posting Komentar